Batang Hari, Jambi – Maraknya kegiatan illegal drilling di wilayah hukum Polres Kabupaten Batang Hari Polda Jambi menjadi perhatian para pemilik modal besar (investor). Pasalnya penghasilan dari minyak ilegal cukup menjanjikan, terlebih lagi kegiatan tersebut aman terkendali, Sabtu (10/02/2024).
Terpantau, pembeli (pengepul) minyak ilegal di Desa Bulian Baru Kecamatan Batin XXIV rata-rata tidak berbahasa daerah Jambi, kalau pun berasal dari daerah Jambi pasti memiliki bos dari luar daerah.
“Dari kemarin kami tidak dapat minyak banyak bang. Ini be mobil kami belum penuh-penuh, kalau sudah penuh bisa langsung kami antar ke luar daerah Jambi,” ucap salah satu pengepul yang enggan disebutkan namanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia juga enggan menyebutkan nama pemilik modal, yang pasti kami hanya bekerja untuk cari makan.
“Para pemilik sumur minyak ilegal rata-rata sudah diarahkan oleh oknum-oknum untuk menjual hasil minyaknya kepada pengepul tertentu,” keluhnya.
Ia menambahkan, “Persaingan harga menjadi faktor utamanya bang. Sudah banyak orang yang menjadi pengepul, jadi pandai-pandai kami lah untuk menyetop para pelansir untuk mengantarkan minyaknya ke kami.”
Terpisah, salah seorang yang awak media ini temui mengaku berasal dari daerah lain yang berencana untuk ikut berbisnis minyak ilegal.
“Saya dari (luar daerah) bang, pingin lihat potensi di sini. Saya sudah empat kali ngebor minyak cuma tidak ada hasilnya alias zonk,” ucapnya.
Bukan hanya masalah persaingan, para Transportir juga mengeluhkan banyaknya warga yang membuat portal untuk mengutip sejumlah uang.
“Kalau kami keluar lewat jalan Senami-Sridadi itu banyak sekali portal, bisa-bisa menghabiskan sampai dengan tiga juta,” tutur transpotir.
Salah seorang warga setempat yang masih disembunyikan identitasnya mengaku membuat portal agar bisa mencicipi hasil dari kegiatan ilegal.
“Kami berinisiatif untuk buat portal agar bisa mencicipi hasil minyak ilegal, jangan cuma jadi penonton saja,” ucapnya.
“Hasilnya nanti rencananya untuk menambah kegiatan Isra’Mi’raj di musholah kami. Karena kami sudah bosan dengan kegiatan ini, sepertinya tetap saja berjalan meskipun sudah pernah ditutup pasca kejadian kebakaran beberapa bulan yang lalu,” tambahnya.
Selama tiga minggu semenjak portal dibuat, ia mengaku ada enam sampai dengan tujuh mobil minyak yang lewat.
“Kalau hari terang itu bisa enam atau tujuh mobil yang lewat. Kami sering kebablasan ketika di siang hari, masih ada mobil yang lewat namun penjaga portal tidak ada kalau siang hari,” tuturnya.
“Aktivitas ini setiap hari, kalau memang APH serius menyelesaikan illegal drilling, pasti banyak yang tertangkap,” singkatnya. (Red)