Suaralugas.com OPINI – Belum ada ilmuwan yang meneliti kualitas aspal zaman Presiden Soeharto dengan zaman sekarang. Masyarakat Batang Hari Provinsi Jambi berasumsi kualitas aspal zaman Soeharto tidak ada tandingan.
Menurutnya, aspal yang terbentang di sepanjang jalan lintas Jambi masih 65% aspal zaman Soeharto masih kokoh. Walaupun ditampal oleh aspal baru, yang cepat rusak pasti yang baru.
Jika dibilang lembut tidak juga, itu terbukti saat pengerukan menggunakan alat berat tidak bisa menggunakan cangkul. Tapi rapuh dan bergelombang.
Jika dibilang zaman dulu belum banyak dilintasi kendaraan yang berat, tapi saat ini sudah dilintasi tapi masih kokoh.
Masyarakat juga berasumsi seharusnya kehidupan itu semakin lama semakin maju, terbukti dengan banyaknya temuan-temuan teknologi terbaru dari yang dahulu saat ini.
Namun tidak untuk aspal, seharusnya aspal zaman sekarang ini lebih kokoh dari zaman dahulu.
Lagi, menurut para tokoh masyarakat yang ada saat jalan lintas baru dibuka zaman Soeharto, aspal itu buatan Korea, dan ada juga yang berpendapat dari Jerman.
Masyarakat berharap adanya para ilmuwan yang meneliti kualitas aspal zaman dahulu dan pemerintah bisa menerapkannya.
“Dari dahulu hingga sekarang jalan aspal adalah masalah yang tidak teratasi, hanya perbaikan, tampalan yang terbentang. Kalau pun ada aspal baru untuk jalan lingkungan, ketahanannya pun bisa dihitung untuk beberapa tahun,” asumsi masyarakat.
Seandainya dari dahulu, kualitas aspal yang dibuat adalah kualitas yang bagus, mungkin perekonomian indonesia semakin maju.
Salah satu yang menjadi faktor lambatnya perekonomian meningkat adalah buruknya kualitas fasilitas negara yang dibuat untuk masyarakat.
Masyarakat juga berharap jangan hanya menerapkan pembangunan yang merata tapi terapkan kualitas yang dibangun itu nyata tahan lama.