Tebo Jambi – Proyek rahasia Ilahi ini berada di Jalan Lintas Batang Hari – Tebo Kecamatan Tebo Tengah, seperti pembangunan turap, Rabu (07/9/2022).
Bak Sinetron rahasia ilahi, proyek tersebut hanya diketehui oleh perusahaan sama Tuhan Yang Maha Esa, karena tidak ada papan merek sehingga masyarakat tidak mengetahui apa, siapa dan berapa anggaran yang digunakan.
Tak hanya menjadi rahasia ilahi, pekerjanya pun sudah yakin dengan keselamatannya, hal itu terlihat beberapa pekerja saat beraktifitas tidak mengunakan alat keselamatan saat bekerja. Tanpa menggunakan pelindung diri seperti sepatu boot dan helm, sementara resiko keselamatan saat bekerja cukup rawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ditambah lagi, penanggung jawab pekerjaan tersebut tidak mengizinkan pengawas memberikan nomor hpnya kepada awak media untuk bertanya lebih jelas. Kendati demikian, kemungkinan hanya Tuhan yang boleh memanggilnya dan hanya malaikat yang boleh bertanya tentang pekerjaan turap.
Pembangunan tersebut menjadi sorotan beberapa awak media. Pasalnya, baru seumur jagung proyek pembangunan penahan tebing itu sudah mulai retak-retak. Disinyalir, kualitas bahan beton dan pengecorannya asal-asalan.
Saat awak media ingin menjumpai penanggung jawab proyek tersebut dan meminta nomor telepon kepada salah satu pengawas yang berada dilokasi tetapi pengawasnya menghindar.
“Bos tidak ada pak, lagi dijambi. Kalau nomor telepon pimpinan saya tidak bisa kasih pak, karena itu pesan beliau kepada saya siapun itu,” Katanya.
Akhirnya, pengawas mencoba menghubungi melalui telepon selulernya kepada pimpinan proyek turap tersebut.
Awalnya Bambang mengatakan pimpinan akan segera datang. Namun, setelah ditunggu-tunggu tak kunjung datang dengan dalih mobilnya mogok.
Ia mejelaskan bahwa proyek pembangunan turap tersebut sudah memakan waktu hampir 6 bulan.
“Pekerjaan sudah 6 bulan pak, untuk waktu pengerjaan proyek ini selama 8 bulan,” Ujarnya.
“Papan informasinya ada dulu pak, diperbatasan depan, untuk pelaksananya kita dari PT Tembesi Agung,” Ujarnya.
Sementara, Salah satu pengendara yang saat itu melintas, Iwan mengatakan kalau dirinya merasa resah dengan pembangunan yang diduga asal jadi itu.
“Saya sih resah melihat pengerjaanya pak, karena temboknya sudah mulai retak-retak. Tentu, menambah kekhawatiran warga untuk melintas, apalagi dibawahnya jurang,” jelasnya.
Beberapa pendapat yang berhasil awak media rangkum mengatakan, proyek turap ini sangat rawan karena kalau hancur banyak alibi yang bisa melepaskan tanggung jawab.
Biasanya tanggung jawab terhadap bangunan turap itu hanya selama kurang lebih lima tahun, sesudah itu tidak ada lagi tanggung jawab oleh pemilik proyek.
Menurut mereka, jika sudah lepas masa tanggung jawabnya, ketika hancur maka akan digunakan faktor alam. Kalau sudah faktor alam, artinya sudah tidak ada lagi yang bisa dituntut.
Kendati demikan, pekerjaan turap melalui proses yang panjang dengan meneliti jenis tanah yang ditahan dan ketinggian jurang.
Untuk menyelaraskan pendapat-pendapat masyarakat, penanggung jawab proyek tersebut tidak bisa ditemui. (Red)