Baru Selesai Buka Puasa, Bus NPM Tabrak Rumah Warga Hingga Jebol Kacabjari Muara Tembesi Selesaikan Dua Perkara Tipiring Kunker Kajari Baru ke Cabang Kejaksaan di Muara Tembesi, ini Pesan Zubair Tidak Hanya Taman Wisata, Raden Suhur Juga Bangun Sport Center Bintang Tembesi Wakili Bupati, Sekda Batang Hari Hadiri Isra’ Mi’raj di Desa Pulau Kecamatan Muara Tembesi

Home / Berita / Olahraga

Kamis, 8 Desember 2022 - 05:32 WIB

Tidak Hanya Sebagai Petarung, Paddy Pimblett Juga Aktif Kampanye Kesehatan Mental Pria

Olahraga, Suaralugas.com – Paddy “The Baddy” Pimblett adalah petarung sensasional asal Liverpool, Inggris. Ketertarikannya pada seni bela diri bermula sejak umurnya masih sangat muda. Perpindahnnya ke MMA terjadi pada saat dia berumur 14 tahun karena terinspirasi pertarungan Vitor Belfort dan Rich Franklin, Kamis (08/12/2022).

Tidak hanya sebagai petarung, Paddy juga dikenal sebagai sosok yang aktif mengampenyakan kesehatan mental pria. Pada sajian Pub Talk buatan Mola, Paddy membahas secara terbuka soal pengalaman pribadinya. Dirinya berambisi untuk mengubah stigma yang ada di masyarakat soal kesehatan mental pria.

BACA JUGA  Ketua MPR RI Bamsoet Sebut Pentingnya Antisipasi Krisis Ekonomi Global

Dalam tiga pertandingannya di UFC, Paddy selalu menang dan bahkan menyabet penghargaan Performance of the Night. Sebelum bergabung dengan UFC pada tahun 2021, petarung asal Liverpool ini berkompetisi di Cage Warriors, dia sukses menjadi juara pemegang sabuk juara kelas featherweight.

Pada pertandingan terakhirnya di ring Oktagon, Paddy mendedikasikan kemenangannya pada sahabatnya yang merenggut nyawanya sendiri. Sekarang, dia pun aktif mengampanyekan isu kesehatan mental pria. Dia juga membentuk yayasan bernama The Baddy Foundation untuk melawan stigma yang ada pada kesehatan mental pria dan membantu anak-anak di komunitasnya untuk memenuhi kebutuhan utamanya.

BACA JUGA  Hari ke Empat Festival Swarna Bhumi Sepekan di Pasar Lamo Muara Tembesi

Dikutip dari hallosehat.com mengenai mental kesehatan pria. Selama ini pria digambarkan sebagai sosok kuat, dominan, dan pemegang kendali. Meski tak sepenuhnya buruk, pemikiran ini membuat pria tidak mau membuka diri terkait kondisi mereka.

Beberapa penelitian menyebut, pria yang tidak dapat berbicara terbuka mengenai emosinya mungkin kurang mampu mengenali gejala gangguan mental dalam diri mereka.

Tidak sedikit dari mereka yang sebenarnya sadar sedang mengalami gangguan mental tertentu, tetapi cenderung tidak mencari bantuan.

BACA JUGA  Aset Tetap Peralatan Mesin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Batang Hari Senilai 1,2 Milyar Tidak Ditemukan

Stigma di masyarakat membuat pria berat hati untuk mengakui gangguan mental yang mereka alami. Akibatnya, kondisinya akan semakin parah karena dibiarkan begitu saja.

Dibandingkan bicara ke orang terdekat soal kesehatan mentalnya, kebanyakan pria cenderung memilih mengatasi stres dengan tindakan berbahaya, seperti minum alkohol atau obat-obatan.

Risiko bunuh didi pada pria juga lebih tinggi. American Foundation for Suicide Prevention dalam laman National Alliance on Mental Illness menyebut, sekitar 70% kasus bunuh diri dilakukan oleh pria.

Sumber: molanewsid

Share :

Baca Juga

Batanghari

Heboh, Pembangunan Jalan Lingkungan di Batin XXIV Terkesan Asal-asalan

Batanghari

Pawai Kemerdekaan, Ini Pendapat Ketua Lembaga Adat Kecamatan Muara Tembesi

Batanghari

Camat Lepaskan 32 Atlit dari MSU Berangkat Ikuti Porkab Batang Hari

Batanghari

Kacabjari Muara Tembesi Selesaikan Dua Perkara Tipiring

Batanghari

Tak Peduli Teguran, Warga Kempeskan Ban Angkutan Batu Bara yang Parkir di Bahu Jalan

Batanghari

Kades Sampaikan Pesan dan Kesan Usai Upacara Pengibaran Sangsaka Merah Putih

Batanghari

Tiga Mobil Terperosok di Jalinsum Jambi-Bungo, Lalin Macet Total

Batanghari

Ini Dia Besaran Pendapatan Asli Daerah dari Dinas Perhubungan Kabupaten Batang Hari